Gairah Wanita Menurun???

>> Jumat, 17 April 2009

Hilangnya libido (gairah) wanita merupakan masalah kesehatan serius yang perlu perhatian dan penyelidikan lebih lanjut, yang juga sering disebut sebagai disfungsi seksual pada wanita, yaitu ketidakmampuan wanita terhadap perangsangan erotik seksual dan tidak berkemauan membangkitkan gairah seksualnya, atau secara sederhana dapat diartikan sebagai hilangnya ketertarikan wanita terhadap hubungan seksual atau juga orgasme. Sering kondisi ini dinyatakan sebagai frigiditas. Diperkirakan dalam suatu populasi terdapat 10-30 % wanita frigiditas. Akibatnya seorang wanita dengan gangguan ini akan sulit mengalami kenikmatan didalam berhubungan seksual, atau kalau berhubungan seksual akan dirasakan sebagai suatu siksaan.

Hilangnya libido wanita , adalah masalah kompleks yang dipengaruhi baik fisik maupun psikis. Untuk mengatasi masalah ini, anda harus paham pengertian dari libido wanta, mengapa terjadi kehilangan gairah dan selanjutnya dicari pertimbangan solusinya.

Pertama masalah ini terkait adanya gangguan hormonal. Di banyak kasus peningkatan atau dominasi estrogen,mengakibatkan penurunan tingkat testosteron bebas.Peningkatan level estrogen, menghasilkan efek negatif dengan meningkatnya substansi pengikat hormon seks yang pada akhirnya membuat produksi testosteron menjadi rendah.Salah satu penanganan terhadap masalah libido wanita ini, adalah dengan memberikan testosteron secara injeksi ke alira darahnya> Namun cara ini, dapat memberikan efek samping ketika injeksi hormon tersebut bersatu didalam sistem tubuh.Diantaranya meningkatnya risiko terkena penyakit jantung (sebab testosteren menurunkan kadar kolesterol baik HDL), depresi, emosi labil, gangguan hati, dan timbul gangguan haid.

Jutaan wanita didunia mengalami penurunan gairah seks, ada yang permanen , ada juga yang temporer , berikut faktor-faktor penyebab/pemicunya disamping karena maslah hormonal tadi :

  1. Anemia (kuran darah)- ini adalah masalah umum pada wanita, karena mereka banyak kehilag darah saat menstruasi atau paska melahirkan
  2. Alkohol- telalu banayk minuman beralkohol dapat mengacaukan pikiran
  3. Penggunaan alat kontrasepsi. Beberapa wanita akan mengalami penurunan dorongan atau hasrat seksual akibat konsumi pil (atau jenis pengobatan hormonal lainnya untuk mengendalikan kehamilan seperti patch, ring, atau suntikan)
  4. Konsumsi obat antidepresan. Tidak setiap wanita akan menurun gairahnya, tetapi sebagian besar justru mengalaminya.
  5. Penyakit kencing manis
  6. Pandangan yang salah tentang aktvitas seksual.misal : seorang wanita yang sejak kecilnya selalu mendapat keterangan bahwa sesuatu yang berkaitan dengan hubungan seks adalah tidak baik, bersenggama adalah perbuatan kotor dan keinginan untuk berhubungan seksual tidak boleh disalurkan.
  7. Kemungkinan adanya pikiran lesbian
  8. Menyusui anak. Bila istri sedang masa menyusui, kandungan prolaktin (hormon yang memicu produksi ASI) bisa mengurangi dorongan seksual.
  9. Kurang tidur. Bagi sebagian besar wanita, tidur ternyata lebih utama daripada seks ketika sebelum menjalin hubungan dengan pria.
  10. Depresi dan kecemasan/ stres. Beragam tekanan akibat pekerjaan, masalah keuangan , pendidikan, stres, keluarga, dan problem lain dalam kehidupan jelas berpengaruh. Ketika stres meningkat, kebanyakan wanita justru tidak memilih seks sebagai solusi untuk meredakannya.
  11. Pertengkaran dengan pasangan. Setiap hubungan atau relasi tentu saja akan berhadapan dengan tantangan baik berupa konflik atau pun keinginan. Hal ini akan mempengaruhi hasrat bercinta seorang wanita.
  12. Kekhawatiran/kecemasan dalam keintiman. Ketidakmampuan untuk mengendalikan tingkat keintiman yang muncul dan dipelihara dalam sebuah hubungan adalah alasan yang sering timbul dari menurunnya dorongan seksual pasangan. Kecemasan biasanya timbul karena wanita pernah mendapat pengalaman buruh di masa lampau.
  13. Penampilan/ bentuk tubuh. Wanita yang melihat atau menganggap diri tidak menarik baik bagi pasangan ataupun dirinya sendiri bisa kehilangan confidence yang berujung pada menurunnya gairah.
  14. Disamping karena tingginya estrogen/ rendahnya kadar hormon testosteon, masalah tersebut juga disebabkan karena tingginya hormon SHBG. Wanita yang memiilki SHBG (sex hormone binding globulin) dalam jumlah tinggi biasanya tidak bergairah untuk melakukan hubungan intim. SHBG merupakan protein yang membalut testosteron dan membuatnya menjadi tidak tersedia bagi kebutuhan–kebutuhan tubuh wanita. Inilah yang akan menurunkan libido wanita.

Apa yang harus dilakukan?

Dengan menyingkirkan faktor-faktor diatas maka gairah seksual dapat diraih kembali.

Tips mengatasi Frigiditas?

  1. Segera komunikasikan gangguan seksual Anda ke pasangan.
  2. Biasakan Anda selalu terbuka mengenai permasalahan yang ada di kehidupan rumah tangga.
  3. Bila pencetusnya , stress, segera cari tahu penyebab stress dan atasi dengan bijaksana.
  4. Berbagai keadaan fisik yang menjadi pencetus bisa diobati. Misalnya diberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi kandung kemih atau infeksi vagina.
  5. Jika penyebabnya kurang hormon dapat diberikan hormon untuk menggantikan kekurangan hormon.
  6. Buatlah "Surprise-surprise" Romantis kecil yang dapat menghangatkan hubungan Anda dengan pasangan.
  7. Bila perlu konsultasikan ke pihak ketiga yang ahli dibidangnya, dan sesuai dengan pencetus timbulnya gangguan seksual Anda
  8. Bisa dilakukan penyuluhan untuk mengajarkan teknik pemusatan perasaan (terapi seksual).
  9. Latihan Kegel dapat memperkuat otot-otot panggul dan bisa membantu wanita untuk mencapai kepuasan.
  10. Bila perlu konsumsi suplemen vitalitas yang dapat menjaga stamina sekaligus membantu memacu gairah.
  11. Penggunaan hormon untuk menangani penurunan libido wanita memang dianjurkan, tapi penggunaan hormon sintetis bisa berefek samping negatif bagi kesehatan. Untuk itu perlu pendekatan yang lebih alami yaitu dengan pemberian Lepidium Peruvianum. Lepidium Peruvianum adalah tanaman yang diyakini membantu menangani masalah tersebut. Lepidium Peruvianum bukanlah hormon dan tidak mengandung hormon tetapi memiliki kemampuan menyeimbangkan hormon tubuh. Zat-zat aktif alami (alkaloid-alkaloid) yang terkandung dalam Lepidium Peruvianum memiliki kemampuan merangsang sistem endokrin dengan cara memicu fungsi optimal dari hipotalamus dan pituitari, dengan demikian meningkatkan fungsi dari keseluruhan kinerja kelenjar endokrin dalam memproduksi hormon tubuh tepat sesuai dengan kebutuhan tubuh. Ini berarti, selain memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan hormon serta keseimbangan sistem tubuh secara keseluruhan,Lepidium Peruvianum sekaligus juga memiliki khasiat yang luas dalam mengatasi berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Lepidium Peruvianum juga dapat berfungsi sebagai adaptogen yang sangat dibutuhkan bagi penderita disfungsi seksual wanita ini. Adaptogen-adaptogen mensupport dan membantu memulihkan kelenjar adrenalin (dikenal sebagai kelenjar stres) menjadi normal. Adaptogen membantu memulihkan keseimbangan hormon dan oleh karena itu, energi, stamina, libido, fungsi seksual, fungsi imun, kejernihan/kesehatan mental, suatu perasaan sehat dan efek-efek negatif lainnya yang merupakan akibat stres pada tubuh. Lepidium Peruvianum dengan fungsi adaptogennya akan bekerja mengembalikan keseimbangan hormon selaras dengan ritme dan kebutuhan tubuh sesuai dengan usia, jenis kelamin dan kondisi individu yang mengkonsumsinya.

sumber : dari berbagai sumber

0 komentar:

Related Posts with Thumbnails

  © Free Blogger Templates Wild Birds by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP