Dysmenorrhea (Dismenore) : Menstruasi yang menyakitkan

>> Jumat, 17 April 2009


 Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi.

PENYEBAB
 
Disebut dismenore primer jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya dan dismenore sekunder jika penyebabnya adalah kelainan kandungan.

Dismenore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama.

Nyeri pada dismenore primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviksnya sempit.
Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenore adalah:
- rahim yang menghadap ke belakang (retroversi)
- kurang berolah raga
- stres psikis atau stres sosial.

Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan.

Perbedaan beratnya nyeri tergantung kepada kadar prostaglandin. Wanita yang mengalami dismenore memiliki kadar prostaglandin yang 5-13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami dismenore. Dismenore sangat mirip dengan nyeri yang dirasakan oleh wanita hamil yang mendapatkan suntikan prostaglandin untuk merangsang persalinan.

Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Penyebab dari dismenore sekunder adalah:
  • Endometriosis
  • Fibroid
  • Adenomiosis
  • Peradangan tuba falopii
  • Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut.
  • Pemakaian IUD.
     Dismenore sekunder seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun.
GEJALA 

Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.

Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah.
.
DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

.PENGOBATAN 

Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi.
Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:
- istirahat yang cukup
-olah raga yang teratur (terutama berjalan)
- pemijatan
- yoga
- orgasme pada aktivitas seksual
- kompres hangat di daerah perut.

Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi. Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur.

Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroxiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi).

Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas.

Pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung kepada penyebabnya. (sumber: The Merck Manual Of Medical Information, ed 1997, hal 1086-1087, medicastore.com) 

 Bagaimana Peran Lepidium Peruvianum :
 
Lepidium berperan didalam mengatur keseimbangan hormonal tubuh, diantaranya merangsang kerja hipotalamus agar membuat hormon-hormon sesuai dengan kebutuhan tubuh. Hipotalamus juga mempengaruhi kerja kelenjar penghasil hormon lainnya. Lepidium Peruvianum juga dikenal sebagai adaptogen , sehingga dia akan berusaha membawa tubuh ke kondisi yang lebih baik dengan cara merangsang kerja sistem endokrin tadi, disamping menyediakan nutrisi-nutrisi lain yang memang dibutuhkan untuk mencapai menstruasi yang sehat.

Dari pada menggunakan obat kimia/sintetis untuk penghilang sakit atau terapi hormonal yang banyak mengundang resiko, lebih baik pilih Lepidium Peruvianum. Lebih aman, efektif dan tidak membuat fungsi kelenjar menurun.

0 komentar:

Related Posts with Thumbnails

  © Free Blogger Templates Wild Birds by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP